OBSERVASI dalam PSIKODIAGNOSTIKA
Berkaitan dengan proses penyelidikan
untuk mengidentifikasi dan memahami variabel psikologis untuk
penegakan diagnosis psikologis. Ada proses pengukuran dan penggunaan
berbagai teknik untuk mampu memahami dan mendiagnosis variabel psikologis
Psikodiagnostik bukan hanya milik psikologi klinis, walapun istilah diagnosis
didominasi di psikologi klinis.
Mengapa Perlu Observasi bagi Psikolog Goodwin & Driscoll (dalam
Bentzen, 1993) ???
·
Memungkinkan
mengukur perilaku yang tidak dapat dengan alat ukur psikologis lain (banyak pada anak)
·
Prosedur
formal ditanggapi tidak serius (tidak dapat dilakukan)
·
Lebih
tidak mengancam (pada anak lebih akurat)
Keuntungan
Metode Observasi
1.
Memungkinkan
perekaman gejala-gejala pada waktu terjadinya/apa adanya.
2.
Dengan
pengamatan langsung dapat mengetes kebenaran dan keyakinan peneliti, kebenaran
data, dan menghapus keraguan adanya bias.
3.
Ada studi
sosial/psikologis yang tidak mungkin menggunakan metode lain, Jadi metode
observasi merupakan satu-satunya metode yang dapat dilakukan. Contohnya:
meneliti tingkah laku hewan, anak-anak, bayi, orang yang terganggu jiwa, orang
cacat mental.
4.
Observasi
tidak tergantung pada kemauan objek yang diobservasi untuk melaporkan atau
menceritakan pengalamannya. Misalnya: bila akan mengobservasi orang yang akan
menempuh ujian, maka tidak perlu menanyakan apakah orang yang diobservasi
bersedia atau tidak untuk diobservasi.
5.
Mampu
memahami tingkah laku yang kompleks dan situasi yang rumit.
6.
Memperoleh
gambaran berbagai tingkahlaku dalam waktu yang bersamaan.
TUJUAN OBSERVASI
Mendeskripsikan seting yang dipelajari, aktivitas-aktivitas yang
berlangsung, orang- orang yang terlibat dalam aktivitas, dan makna kejadian
yang dilihat dari perspektif mereka yang terlibat dalam kejadian yang diamati.
PENTINGNYA OBSERVASI, menurut Patton (1990):
1. peneliti akan mendapatkan pemahaman lebih baik
tentang konteks
2. Peneliti lebih bersikap terbuka, berorientsai pada
penemuan daripada pembuktian, dan mendekati masalah secara induktif. Pengaruh
konseptualisasi (yang ada sebelumnya) ttg topik yang diamati berkurang
3. Peneliti dapat melihat hal-hal yang oleh partisipan
kurang disadari atau partisipan kurang mampu merefleksikan pemikiran tentang
pengalaman itu
4. Memperoleh data tentang hal-hal yang tidak
diungkapkan secara terbuka dengan wawancara
5. Mengatasi persepsi selektif dan peneliti dapat
bergerak lebih jauh
6. Memungkinkan peneliti merefleksi & bersikap introspektif terhadap penelitian
yang dilakukan. Impresi & perasaan pengamat menjadi bagian untuk memahami fenomena
Menurut Webb dkk (1966) & Denzin (1970) Yang diobservasi :
· Exterior physical signs : pakaian, gaya rambut,sepatu, tato, rumah, perhiasan
· Expressive movements : gerakan-gerakan tubuhseperti gerakan mata, wajah, postur, lengan,senyum, kerutan dahi dll
· Physical location : perhatikan personal space dan lingkungan fisik
· Body Language behaviour : menyilangkan kaki dll
· Time duration
Syarat-syarat Observer yang
baik :
1. Memiliki alat indera yang baik
2. Adanya minat dan kesediaan melakukan observasi
3. Mengerti latar belakang ttg materi yg akan diobservasi
4. Mampu memahami kode–kode/tanda–tanda tingkah lakuuntuk membedakan tingkah laku yang satu dg yang lainnya.
5. Membagi perhatian dan memusatkan perhatian
6. Dapat melihat hal–hal yang detail
7. Dapat mereaksi dengan cepat dan menerangkan contoh– contoh tingkah laku secara verbal/ nonverbal.
8. Menjaga hubungan antar observer dan observee.
9. Observer sebaiknya bersikap netral dan bebas prasangkaserta tidak cepat mengambil keputusan,
Jenis-jenis observasi
·
Berdasar Proses Observasi :
-
Uncontrolled Observation (tidak
berstruktur)
-
Controlled Observation (berstruktur)
-
Eksperimental Observation
batanObserver
·
Berdasarkan Keterlibatan Observer :
-
Participan
-
Non Participant)
·
Berdasarkan metode pencatatan (recording) :
-
Narrative Recording
-
Interval Recording
-
Event Recording
-
Ratings Recording
Sumber :
- Slide Share ( Psikodiagnostik II) Mas Setta
- Handout Mata Kuliah Psikodiagnostik II (Observasi), Jurusan Psikologi, Fakultas Ilmu Pendidikan. Universitas Persada Indonesia.
No comments:
Post a Comment