Monday, 31 March 2014

SAHABAT SEJATI

Persahabatan sering menyuguhkan beberapa cobaan, tetapi persahabatan sejati bisa mengatasi cobaan itu bahkan bertumbuh bersama

karenanya…

Persahabatan tidak terjalin secara otomatis tetapi membutuhkan proses yang panjang seperti besi menajamkan besi, demikianlah sahabat menajamkan sahabatnya.

Persahabatan diwarnai dengan berbagai pengalaman suka dan duka, dihibur – disakiti, diperhatikan – dikecewakan, didengar – diabaikan, dibantu – ditolak, namun semua ini tidak pernah sengaja dilakukan dengan tujuan kebencian.

Seorang sahabat tidak akan menyembunyikan kesalahan untuk menghindari perselisihan, justru karena kasihnya ia memberanikan diri menegur apa adanya.

Sahabat tidak pernah membungkus pukulan dengan ciuman, tetapi menyatakan apa yang amat menyakitkan dengan tujuan sahabatnya mau berubah.

Proses dari teman menjadi sahabat membutuhkan usaha pemeliharaan dari kesetiaan, tetapi bukan pada saat kita membutuhkan bantuan barulah kita memiliki motivasi mencari perhatian, pertolongan dan pernyataaan kasih dari orang lain, tetapi justru ia berinisiatif memberikan dan mewujudkan apa yang dibutuhkan oleh sahabatnya.

Kerinduannya adalah menjadi bagian dari kehidupan sahabatnya, karena tidak ada persahabatan yang diawali dengan sikap egoistis.

Semua orang pasti membutuhkan sahabat sejati, namun tidak semua orang berhasil mendapatkannya.

Banyak pula orang yang telah menikmati indahnya persahabatan, namun ada juga yang begitu hancur karena dikhianati sahabatnya.

Sunday, 30 March 2014

TES KEMAMPUAN MENTAL

            Tes yang paling psikologis termasuk dalam dua kategori besar, tes kemampuan mental dan skala kepribadian. Tes kemampuan mental meliputi tes kecerdasan, yang dirancang untuk mengukur kemampuan umum mental, dan tes bakat, yang mengukur kemampuan mental yang lebih spesifik. Ukuran kepribadian biasanya disebut skala, daripada tes, karena tidak ada jawaban benar atau salah. Tes kepribadian mengukur berbagai motif, minat, nilai, dan sikap. 

            Kemampuan mental/intelektual merupakan kemampuan yang diperlukan untuk mengerjakan kegiatan mental, misalnya berfikir, menganalisis, dan memahami. Ada 7 dimensi yang membentuk kemampuan intelektual seseorang, yaitu kemahiran berhitung, pemahaman verbal, kecepatan perseptual,penalaran induktif, penalarab deduktif, visualisasi ruang dan ingatan.
Berikut adalah beberapa macam tes kemampuan mental :

Tes Kelompok Kemampuan Mental (Intelegensi) 

Kulmann-Anderson Test–Eighth Edition

·         Adalah tes intelegensi kelompok dengan delapan level yang terpisah yang meliputi TK (Taman Kanak – kanak) sampai kelas 12.
·         Item utamanya berupa nonverbal pada tingkat yang lebih rendah, memerlukan minimal kemampuan membaca dan bahasa.
·         KAT tidak hanya sesuai untuk anak – anak tetapi juga untuk mereka yang mungkin mengalami gangguan dalam mengikuti prosedur verbal. Bahkan mungkin sesuai untuk adaptasi populasi yang tidak bisa berbahasa Inggris.
·         Edisi terbaru KAT dapat diungkapkan dalam verbal, kuantitatif, dan total skor.
·         KAT tes kelompok yang sangat baik dan canggih. Item non-verbalnya secara partikular membuatnya berguna untuk tujuan yang khusus. Ini meningkatkan validitas dan reabilitas juga membuatnya sebagai suatu alat tes kelompok yang populer untuk semua level kelas.

Henmon-Nelson Test

·         H-NT adalah instrumen yang sangat baik.
·         Tes ini dapat membantu memprediksi keberhasilan akademik di masa depan secara cepat.
·         Tes ini tetap memiliki beberapa keterbatasan ketika digunakan sebagai alat screening tunggal untuk menseleksi bakat atau menidentifikasi kesulitan belajar dalam minoritas, keragaman budaya, dan anak – anak yang kurang beruntung secara ekonomi.
·         Kekurangan tes ini :
1.      Hanya menyediakan skor tunggal yang berhubungan pada g faktor Spearman.
2.      H-NT tidak mempertimbangkan multiple intelegensi.
3.      Tidak menyajikan data yang berkaitan pada norma untuk standarisasi tes dalam pendidikan, pelayanan sipil, kelompok rasial khusus militer 321, etnik, atau kelompok sosial ekonomi.
4.      H-NT cenderung meremehkan skala Wechsler dengan skor IQ 10 sampai 15 poin untuk populasi tertentu (Watson & Klett, 1975). 

Cognitive Abilities Test

·         COGAT menyediakan tiga nilai terpisah : verbal, kuantitatif, dan nonverbal.
·         Tidak seperti H-NT, COGAT secara khusus didesain untuk poor reader, orang yang berpendidikan rendah, dan orang yang menggunakan bahasa inggris sebagai bahasa kedua.
·         COGAT berpotensi dapat digunakan diluar Amerika.
·         Peneliti telah mengungkapkan bahwa COGAT sensitif untuk tes bakat (Chong, 2000; Harty, Adkins, & Sherwoos, 1984; Luo, Thompson, & Detterman, 2003).
·         COGAT juga alat ukur yang baik untuk kemampuan verbal (Langdon, Rosenblatt, & Mellanby, 1998).
·         Kekurangan dari COGAT :
1.      Memerlukan waktu 32 sampai 34 menit dari waktu kerja yang sebenarnya, yang mana hasilnya keluar lebih dari dua atau tiga hari.
2.      Kelemahan potensial yang lebih serius dapat ditemukan dalam informasi yang disajikan dalam tes maual yang sehubungan dengan kelompok etnik.

Summary of K–12 group tests

·         SAT dan MAT memmberikan langkah – langkah pengukuran dari prestasi.
·         Kekuatan khusus KAT dalam mengevaluasi intelegensi yaitu set item nonverbalnya.
·         H-NT memberikan perkiraan perkiraan g (general intelligence) dengan cepat untuk kebanyakan anak tetapi tidak valid sebagai COGAT untuk menilai minoritas atau anak – anak berbagai budaya.
·         Setiap tes harus digunakan hanya oleh mereka yang mengetahui sifat tertentu, kekuatan, dan keterbatasannya.

                        SekianJ 
                        Semoga bermanfaat and Keep learn!

Sumber :
Kaplan Robert M, Dennis P. Saccuzzo (2005) Psychological Testing

Ria Ginting Rashinta (2009) Analisis pengaruh kemampuan fisik dan kemampuan             mental pegawai terhadap kinerja pegawai di PT. Askes (PERSERO) regional 1.         Tesis. Sekolah Pasca Sarjana. Universitas Sumatera Utara. Medan 

Tuesday, 25 March 2014

Tes Individual dan Populasi Khusus serta Tes Minat

            Tes psikologi sangat banyak ragamnya dan sangat luas skornya, sehingga untuk mendapatkan orientasi yang baik mengenai tes tersebut perlu dilakukan klasifikasi. Salah satu klarifikasi yang digunakan adalah
            Berdasarkan atas benyaknya tes, dibedakan menjadi :
1.      Tes individual, maksudnya adalah pada suatu waktu tertentu tester hanya menghadapi satu testee.
            Contohnya : Tes kepribadian Rorschach, TAT (Thematic Apper-Ception Test) , Tes Intelegensi WAIS (Wechsler Adult Intellengence Scare), Tes Intelegensi Stanford Binet, dll.
2.      Tes kelompok, maksudnya adalah pada suatu waktu tertentu tester menghadapi sekelompok testee
            Contohnya : Tes Inteligensi SPM (Standart Progressive Matrices),Tes Intelegensi APM (Advance Progressive Matrices), Tes Krae-pelin,dll.

TES-TES INDIVIDU
            Diantara tes-tes intelegensi individu yang paling luas digunakan (dibedakan dari tes-tes untuk kelompok) adalah skala Standford-Binet dan Wechler.
Apa itu skala Standford-Binet ? Apa itu skala Wechler ?
1.      Tes Stanford-Binet
·         Revisi terhadap Skala Stanford-Binet yang diterbitkan padatahun 1972, yaitu norma penilaiannya yang diperbaharui.
·         Tes-tes dalam skala ini dikelompokkan menurut berbagai level usia mulai dari Usia II sampai dengan Usia Dewasa-Superior.
·         Skala Stanford-Binet dikenakan secara individual dan soal-soalnya diberikan secara lisan oleh pemberi tes.
·         Pemberi tes haruslah orang yang mempunyai latar belakang pendidikan yang cukup di bidang psikologi, sangat terlatih dalam penyajian tesnya, dan mengenal betul isi berbagai tes dalam skala tersebut.
·         Skala ini tidak cocok untuk dikenakan pada orang dewasa, karena level tersebut merupakan level intelektual dan dimaksudkan hanya sebagai batas-batas usia mental yang mungkin dicapai oleh anak-anak
·         Versi terbaru skala Stanford-Binet diterbitkan pada tahun 1986. Dalam revisi terakhir ini konsep inteligensi dikelompokkan menjadi empat tipe penalaran yang masing-masing diwakili oleh beberapa tes.
                                                              i.      penalaran verbal
                                                            ii.      penalaran kuantitatif
                                                          iii.      penalaran visual abstrak
                                                          iv.      memori jangka pendek
·         Penyelenggaraan tes dan Penentuan Skor menggunakan buku-buku kecil berisi kartu-kartu tercetak untuk presentasi,flip-oversoal tes, objek tes misal balok, manik, papan bentuk, sebuah gambar besar boneka yang uni seks dan multi etnik, buku kecil untuk tester,serta pedoman penyelenggaraan dan penskoran skala.


2.      Tes Wechsler
·         David Wechsler memperkenalkan versi pertama tes inteligensi yang dirancang khusus untuk digunakan bagi orang dewasa.
·         Skala Wechsler pertama terbit tahun 1939. Ada tiga macam skala Wechsler:
1.      WISC (Wechsler Intelligence Scale for Children) di tahun 1949.Banyak soal diambil langsung dari tes orang dewasa. WISC third edition Untuk usia 6-16 tahun 11 bulan
2.      WAIS (Wechsler Adult Intelligence Scale) di tahun 1955. Untukusia 16-74 tahun.
3.      Wechsler Preeschool and Primary Scale of Intelligence-Revised tahun 1989. Tes ini untuk rentang usia 3-7 tahun 3 bulan.
·         Kekurangan skala Wechsler:
§  Kurangnya pendasaran teoritis yang menyulitkan penemuan basis interpretasi yang koheren.
§  Komposisi skala-skala ini tampak menganggap bahwa domain kemampuan yang dipilih oleh sub tesnya dalam semua tingkat umur sama.

3.      Skala Kaufman
·         Skala Kaufman adalah instrument klinis yang diseenggarakan secara individu, yang dirancang untuk banyak penggunaan sebagaimana juga dimaksudkan oleh tes-tes semacam Standford-Binetdan skala Wechsler yang telah dikembangkan secara traditional (Kaufman & Kaufman, 1983a, 1983b, 1990,1993).
·         Ada 3 jenis Skala Kaufman :
a.       Kaufman Assessment Batteray for Children (K-ABC)
b.      Kaufman Adolenscent and Adult Intelegence Test (KAIT)
c.       Kaufman Brief Intelligence (K-BIT)

TES-TES UNTUK POPULASI KHUSUS

            Tes-tes ini dikembangkan terutama untuk digunakan pada orang-orang yang tidak bisa diuji dengan cara yang biasa atau setara memadai dengan instrumen tradisional.
·         Tes-tes kinerja : melibatkan manipulasi objek dengan penggunaan minimal kertas dan pensil.
·         Tes-tes nonbahasa : tidak membutuhkan bahasa pada pihak penguji ataupun yang diuji. Intruksi untuk tes-tes ini bisa diberikan lewat demonstrasi, gerak tubuh dan pantomim.
·         Tes-tes nonverbal : tes untuk sekolah dasar dan anak-anak prasekolah, buta huruf dan nonpembaca pada tingkat usia manapun. Contohnya sub tes menyusun balok dansub tes menyusun gambar pada pada tes WAIS.

A.     Tes-tes yang dibakukan untuk perkembangan Masa Kanak-kanak Awal
1.      Brazelton Neonatal Assessment Scale (BNAS), usia 3 hari- 4 minggu.
2.      Gesell Developmental Schedules (GDS),usia 2½ tahun – 6 tahun.
3.      Barley Scale of Infant Development-II (BSID-II), usia 2-30 bulan, dengan tujuan mengukur kognitif dan fungsi motorik.
4.      Cattel Infant Intelegence Scale (CIIS), usia 2-30 bulan, dengan tujuan mengukur intelegensi bayi.
B.     Tes-tes umum kemampuan individu untuk populasi cacat dan khusus
1.      Columbia Mental Maturity Scale III (CMMS), untuk penderita keterbatasan fisik, seperti cerebral palsy, gangguan bicara, keterbatasan bahasa, mendengar kehilangan
2.      Peabody Picture Vocabulary Test-Resived(PPVT-R), untuk penderita keterbatasan fisik yang usianya 2½ tahun sampai 18 tahun.
3.      Leiter International Performance Scale-Revised (LIPS-R),
4.      Porteus Maze Test(PMT), populer tapi standartlisasi non-verbalnya kurang.

TES MINAT

            Tes minat mengungkapkan reaksi seseorang terhadap berbagai situasi yang secara keseluruhan akan mencerminkan minatnya. Minat yang terungkap melalui tes minat ini seringkali menunjukkan minat yang lebih mewakili daripada minat yang sekedar dinyatakan yang biasanya bukan merupakan minat yang sesungguhnya.
·         Beberapa Jenis Tes Minat :
1.      Kuder Preference Record Vocatioanal (Tes Kuder), untuk seleksi pegawai, untuk penempatan pegawai, untuk pemilihan karir, untuk konseling.
2.      Rothwell Miller Interest Blank (RMIB), mengukur minat seseorang berdasarkan sikap seseorang terhadap suatu pekerjaan dan ide-ide steriotipe tentang pekerjaan tersebut.
3.      Skala Minat Terhadap Berbagai profesi. Mengidentifikasikan kecenderungan minat seseorang terhadap profesi yang ada di dunia kerja.

SUMBER :
Anastasi Anne, Susaba Urbina (2007). Tes Psikologi. Edisi Ketujuh. Jakarta: PT indeks
Nur’aeni (2012). Tes Psikologi : Tes Intelegensi dan Tes Bakat. Jogyakarta : Pustaka Pelajar
Kaplan Robert, Dennis. Psychological Testing. Fifth Edition.








Thursday, 20 March 2014

MAKNA YANG TERSIRAT DARI SEBUAH FOTO

Semangat Pagi!
            Postingan kali ini membahas tentang salah satu foto yang diambil saat PAMERAN FOTO “MATA KANAN” di Universitas Pancasila. Mengapa saya mengambil foto yang berjudul “Red Fly” karena saya tertarik dengan warna dan objeknya yang unik. Kenapa saya bilang unik? Karena biasanya capung itu jarang sekali dijadikan objek karena menurut sebagian orang lebih bagus mengambil gambar kupu-kupu daripada seekor capung.  Dari sekian banyak foto yang di pamerkan hanya 3 foto yang menggunakan konsep “Foto Makro” itu juga salah satu alasan saya memilih foto ini.

Tema : Red Fly
Karya :Livia
            Apa sih foto makro itu? Foto yang diambil menggunakan lensa makro ataupun lensa tele. Pengertian makro yang sebenarnya adalah “besar”, oleh karena itu lensa makro berfungsi memvisualkan atau merekam dan memindahkan suatu objek kecil menjadi benda yang tampak lebih besar dalam wujud gambar, bisa jadi jauh lebih besar daripada ukuran aslinya. Masalah utama dalam mengabdikan foto berobjek benda kecil bukan hanya terletak pada cara menemukan sisi-sisi yang menarik, melainkan juga pada pendekatan yang harus pemotret lakukan. Lensa makro yang berkemampuan mendekati objek sampai beberapa sentimeter bisa membuat binatang atau serangga kecil yang akan pemotret abadikan terusik bahkan takut. Dengan kata lain, baru dalam usaha mendekatinya saja pemotret sudah mengalami kendala, apalagi dalam memotretnya. Namun, sebagian pemotret justru mengganggap kerumitan tersebut sebagai daya tarik sekaligus tantangan foto makro.
            Pernyataan diatas sama dengan jawaban Livia sang fotografer yang saya wawancarai setelah saya melihat dan memilih fotonya. Karena kerumitan tersebut Livia merasa dirinya tertantang untuk mengambil objek yang kecil itu. Alasan lainnya dia merasa objek-objek kecil yang terkadang di anggap tidak penting itu, tetapi bagi dia itu seseuatu hal yang menarik untuk dijadikan objek ternyata setelah melihat hasilnya menurut dia benar-benar menarik. 
            Saya tidak akan membahas lebih detail lagi kalau dari sisi fotografinya, tetapi saya akan membahas dari sisi psikologis fotografer yang mengambil gambar tersebut. Dilihat dari sudut pandang Abraham Maslow tentang hierarki kebutuhan dan setelah saya melihat fotonya dan mewawancarai fotografernya yang bernama Livia. Saya berpendapat bahwa Livia mengambi foto tersebut dengan tujuan mencapai aktualisasi dirinya setelah merasa bahwa 4 kebutuhan sebelumnya sudah terpenuhi, aktualisasi diri yaitu pemenuhan diri ketika orang menyadari potensi tertinggi mereka dengan cara unik mereka sendiri. Mengapa saya menyimpulkan demikian, karena Livia menganggap bahwa dirinya merasa terpenuhi kebutuhannya dengan memotret foto makro tersebut merasa unik dari fotografer lainnya yang mayoritas menggambil gambar dengan tema “Human Interest”.
            Bukan hanya sebatas tentang aktualisasi diri, kita juga dapat mengambil pelajaran dengan foto tersebut, yaitu seseuatu yang kecil tidak selalu memiliki nilai yang kecil. Contohnya: Suatu masalah yang sepele/kecil jika dijadikan sebagai bahan pelajaran untuk kehidupan kedepannya pasti akan memiliki manfaat yang tidak kalah berartinya dengan masalah besar yang dijadikan pelajaran juga.

Sekian dulu ya teman-temanJ

Sumber :
Feldman, Robert S (2011). Pengantar Psikologi. Jakarta: Salemba Humanika
Sugiarto Atok (2006). Indah itu mudah (Buku Panduan Fotografi). Jakarta: PT. Gramedia Pusaka                        Utama