Sunday, 9 March 2014

PSIKODIAGNOSTIK DAN PSIKOLOGI DIFFERENSIAL

            “Psikodiagnostik” adalah suatu bidang khusus dalam psikologi yang juga merupakan kekhasan dan profesi psikologi. “psikodiagnosis” berarti memberikan kesimpulan tentang keadaan psikis berdasarkan geja;a-gejala yang nampak. Ini adalah arti umum dari istilah “psikodiagnostik” atau “psikodiagnosis”.
            Arti sempit dari “psikodiagnostik” yakni menyimpulkan adanya gangguan berdasarkan gejala psikis yang terlihat. Dimana psikodiagnostik dikaitkan dengan penggunaan tes dan membuat diagnosis tentang ada tidaknya suatu gangguan.  Ada juga arti psikoidagnostik yang luas yakni seperti yang dikemukakan oleh Levy. “Psikodiagnostik” adalah semua usaha untuk mengungkapkan “struktur psikis” seseorang melalui metode metode yang tersedia. Dimana psikodiagnostik tidak dihubungkan dengan pemeriksaan ada tidaknya gangguan jiwa, dan juga tidak membatasi diri pada penggunaan test.
PSIKOLOGI DIFFERSNSIAL DAN LATAR BELAKANGNYA
A.    Pandangan Stern tentang Psikologi Diferensial.
            Psikologi diferensial menurut Stern baru muncul pada awal abad ke-19. Psikologi differensial mempelajari perbedaan-perbedaan dalam fungsi psikis manusia, sedangkan psikologi umum mempelajari fungsi-fungsi psikis secara umum.
            Psikologi differensial dilatar belakangi oleh beberapa hal antara lain :
1.      Karakterologi ialah suatu disiplin yang bertujuan untuk mengembalikan perbedaan azasi manusiake dalam tipe-tipe dasar yang sederhana (Stern, 1921).
2.      Psikodiagnostik bertujuan untuk :
·     Menentukan hubungan antara suatu keadaan atau gerakan manusia yang diamati dari luar, dengan ciri-ciri individual di dalam dirinya.
·        Pemahaman dan deskripsi dari karakter (characterdeuntung).
                        Psikodiagnostik terdiri dari :
·        Fisiognomi, yakni usaha untuk mengkaitkan sifat manusia dengan raut wajah.
·      Phrenologi/ Kraniologi, yaitu usaha untuk mencari hubungan antara bentuk kepala dengan sifat manusia.
·      Grafologi, yakni mencari hubungan antara tulisan yang menggambarkan gerakan tangan dan tekanan pada tulisan, dengan sifat-sifat manusia.

B.      Pandangan Anastasi tentang Psikologi Diferensial.

            Menurut Anastasi Psikologi Diferensial dilatar belakangi oleh tulisan-tulisan Darwin tentang perilaku hewan dan pengalaman masa dini, kemudian temuan dari Mendel dibidang genetika, temuan Galton dari Laboratorium Antropomorphi-nya tentang perbedaan dalam fungsi-fungsi faali.



POKOK-POKOK BAHASAN PSIKOLOGI DIFFERENSIAL MENURUT STERN

           Menurut Stern yang dimaksud dengan “Psikologi Diferensial” ada yang teoritik dan ada yang empirik. Psikologi diferensial teoritik mempelajari secara formal gejala-gejala umum dari variasi psikis dan mempelajari makna dan fungsi dari variasi-variasi psikis. Psikologi diferensial empirik mempunyai dua tugas yakni : psikodiagnostik dan psikoteknik. Psikodiagnostik ialah mengembangkan pengetahuan tentang variasi atau perbedaan-perbedaan psikis, serta mengembangkan metode penelitian yang dapat dipercaya. Sedangkan psikoterapi bersibuk diri dengan pengaruh dari seseorang terhadap orang lain, yakni pengaruh terapis terhadap pasiennya, yang merupakan kelanjutan dari kegiatan psikodiagnostik.
         Menurut Stern ada tiga kelompok ciri atau sifat individu yang dibedakan menurut ruang lingkup dan masa berlangsungnya. Ketiga kelompok ini masing-masing dinamakan : gejala (phanomene), tindakan (akt) dan sifat (disposisi).
  • ·    Gejala ialah segala sesuatu yang dialami atau ditangkap secara langsung, baik sifatnya psikis (contohnya : perasaan seseorang pada suatu saat tertentu) maupun fisik (contohnya: ekspresi wajah).

* berlangsung dengan batas waktu
* hanya dapat diketahui oleh orang yang menghayati/dapat diamati orang lain.
  • ·        Akt ialah serangkaian gejala yang mempunyai suatu kesatuan dan suatu tujuan, dan juga berlangsung dalam suatu kurun waktu tertentu, yakni ada masa awal dan akhirnya.

* lebih fisik, lebih psikis dan Psikofisik netral
* ada waktu berlangsung
* terarah/teologis ; sintesis/ mempersatukan
* Ada akt personal : psikofisik netral ( apa yang kita namakan sikap dan pendapat yang berlangsung dalam suatu kurun waktu tertentu yang melandasi suatu tingkahlaku tertentu dan memberi arah kepadanya). Contohnya : bila seorang bersikap negatif terhadap orang lain, maka gerakan menjauhkan diri darinya adalah aspek fisik, sedangkan mencela dan tidak menyetujui perbuatan orang lain adalah aspek psikisnya.
* contoh dari akt :
 menangis yang sekaligus merupakan sesuatu yang fisik dan psikis (sedih)
  • ·      Disposisi merupakan suatu penyebab yang lebih dalam dari akt dan gejala, merupakan kausalitas dari akt dan gejala. Contohnya : temprament, sifat, bakat,dll.

* sifatnya lebih “kronis” dan “potensial”
* tak ada waktu berlangsungnya
* merupakan potensi yang melandasi akt
Psikofisik netral ( misalnya : kemampuan menyesuaikan diri)
   lebih fisik (misalnuya: pencernaan yang buruk) 
   lebih psikis (misalnya: kepekaan perasaan).
* Disposisi dibedakan menjadi 2 :
1.      Disposisi labil : masih memerlukan pematangan yang memerlukan interaksi dengan lingkungan, sebelum disposisi itu dapat terwujud dalam perilaku dan gejala. Contohnya : apa yang dinamakan bakat.
2.  Disposisi stabil : disposisi yang mewujudkan bentuk TL yang relatif tetap yang membentuk inti-inti azasi yang tetap dari manusia dan hanya sedikit memberikan kemungkinan untuk pengaruh dari luar. Contohnya : Sifat seseorang.
* Bakat merupakan syarat pengembangan pribadi menuju kematangan. ( progresif mengembangkan diri), sedangkan Sifat merupakan syarat untuk mempertahankan diri (konservatif untuk mempertahankan diri).

EMPAT JENIS PENELITIAN DAN EMPAT JENIS METODE DALAM PSIKOLOGI DIFFERENSIAL

            Stern memperkenalkan empat cara penelitian yakni :
a.       Penelitian variasi ialah suatu penelitian dari satu sifat pada sejumlah individu.
b.      Penelitian korelasi ialah penelitian dari dua sifat pada sejumlah individu.
c.       Psikografi ialah uraian satu individu dalam berbagai sifat-sifatnya.
d.      Penelitian komparasi ialah penelitian dua individu atau lebih, dalam bermacam-macam sifat.

      Selain membahas 4 jenis penelitian seperti yang tersebut diatas, Stern mengemukakan adanya beberapa metode psikologi differensial yakni :
a.       Metode instrospeksif atau retrospektif
b.      Metode ekstrospektif atau yang sekarang disebut observasi
c.       Metode eksperimen
d.      Metode pengempulan data/angket

            Dua yang terakhir sudah banyak dibahas secara mendetail. Namun yang pertama tidak pernah disebut sebut lagi, padahal merupakan dasar dari yang lain.

            1. Metode introspeksi atau pengamatan terhadap diri sendiri

-          Mengingat kembali apa yang terjadi pada diri sendiri
-          Pengamatan diri dapat berlangsung segera setelah terjadinya sesuatu pada seseorang. Pengamatan diri dibagi menjadi 2 yaitu :
1. Pengamatan diri primer. Misalnya : segera setelah terjadi musibah banjir- ditanyakan kepadanya bagaimana perasaannya tentang keadaan itu. Ia diminta untuk melukiskan , mendeskripsikan secara rinci pengalaman itu.
      Kekurangan-kekurangan : tak spontan, ada waktu selang, alam tak sadar tidak diketahui, hasil fragmentaris karena sumber-sumber : bahasa, waktu, kecenderungan logifikasi dan sugesti.
      Usaha mengatasi kekurangan : menyadari batas-batas kemampuan, menyadari sumber kesalahan, menyadari sumber kesalahan, latihan.
2. Pengamatan diri sekunder ialah bila seseorang mendeskripsikan pengalamannya tentang suatu peristiwa yang telah lama terjadi.
      Kekuangan-kekurangan : didasarkan atas pengetahuan yang dangkal mengenai sifat, dipengaruhi nilai, malu.
      Usaha mengatasi : identifikasi sifat, minat, pendidikan, penjelasan dan kontrol.
-          Penilaian diri yakni seseorang diminta untuk menilai dirinya sendiri berkaitan dengan pengalamannya. Misalnya : pada waktu banjir tersebut, apakah ia dapat mengatasi keadaan, dan ia menilai dirinya apakah “dapat” atau “tidak dapat” mengatasinya.
-          Penilaian diri lebih mudah dari pada pengamatan.

2. Metode Ekstrospeksi (Fremderfassung)
-          Artinya mengenali dan mengetahui keadaan psikis dan orang lain.
-          Metode ini terdiri dari 2 subbagian yakni :
1.      Metode analogi, ialah mengetahui keadaan psikis orang lain yang disimpulkan berdasarkan analogi dengan keadaan psikis diri sendiri. Bila terjadinya langsung maka dinamakan analogi intuitif, bila melalui proses penyimpulan atau interensi, maka merupakan analogi logis. Metode analogi adalah inter-individual.
Contoh : saya melihat orang lain dengan muka pucat dan gemetaran. Saya langsung mengetahui bahwa ia takut (intuitif), atau menyimpulkan atas dasar gejala-gejala pucat dan gemetar, bahwa ia takut, karena bila terjadi pada diri saya, keadaan psikis yang saya alami adalah takut (analogi logis).
2.      Metode simtomatologi, ialah menyimpulkan adanya suatu keadaan di dalam diri seseorang berdasarkan gejala-gejala yang ditampilkan.
Ada simpom penghayatan misal : muka merah berarti malu/marah, ada simtom disposisi, misal : prestasi rendah dapat berarti intelegensi rendah.

Cukup sekian ulasan dari saya :)
Semoga bermanfaat! Keep learn :)

Sumber : Markam,S Suprati (1997). Kapita Selekta Psikodiagnostik, Jakarta : Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan Psikologi (LPSP3) UI Fakultas Psikologi Universitas Indonesia

1 comment:

  1. Hasil diskusi kelas kemarin ada beberapa informasi yang harus ditambahkan mengenai aspek-aspek manusia yang dapat diukur dengan ilmu psikologi.
    Manusia merupakan makhluk biopsikososial yang terdiri dari aspek biologis (tubuh), psikis (kejiwaan), dan lingkungan sosial. Nah, sasaran utama dari ilmu psikologi adalah manusia. Psikologi sendiri adalah ilmu yang mempelajari jiwa (psikis). Psikologi mempelajari jiwa dengan melihat perilakunya. Sehingga pada umumnya psikologi mengukur perilaku, yaitu sikap (kognitif, afektif dan psikomotor), attitude, dan personality individu. Dalam psikologi menurut Morgan, psikologi memasukkan unsur learning, yaitu bermain pada kapasitas IQ dari individu.
    Psikodiagnostik sendiri mengarah pada individu yang dikaitkan dengan Personality (Kepribadian), Intelegensi dan Fisik.
    Mari kita bahas satu-persatu ketiga aspek tersebut!

    1. Kepribadian
    adalah organisasi dinamik dalam individu atas sistem-sistem psikofisis yang menentukan penyesuaian dirinya yang khas terhadap lingkungannya (Allport, dalam buku teori-teori sifat dan behavioristik).
    Kepribadian adalah pola karakteristik yang menetap dan menghasilkan konsistensi dan individualitas bagi seseorang. Kepribadian mencakup perilaku yang membuat masing-masing individu unik yang membedakan satu individu dengan individu lainnya (Robert S. Feldman, 2012, hlm .168)
    Meskipun istilah "kepribadian" kadang kala digunakan dalam pengertian lebih luas, dalam terminologi psikometri konvensional " tes-tes kepribadian" adalah instrumen untuk mengukur ciri-ciri emosi, motivasi, antarpribadi dam sikap yang dibedakan dari kemampuannya.

    2. Intelegensi
    adalah kemampuan untuk memperoleh, memanggil kembali (recall), dan menggunakan pengetahuan untuk memahami konsep-konsep abstrak maupun konkret dan hubungan antara objek dan ide, serta menerapkan pengetahuan secara tepat (Robert L Solso,2008, hal. 456)
    Howard Gardner mendefinisikan intelegensi atau kecerdasan sebagai kemampuan untuk memecahkan persoalan dan menghasilkan produk dalam kondisi yang bermacam-macam dan situasi yang nyata. Menurut Gardner, kriteria intelegensi meliputi suatu kemampuan seseorang, baik dalam unsur pengetahuan maupun keahlian yang menunjukan kemahiran dan keterampilan untuk memecahkan persoalan dan kesulitan dalam hidupnya.

    3. Fisik
    Merupakan sesuatu wujud dan dapat terlihat oleh kasat mata, yang juga merupakan terdefinisi oleh pikiran. Kata fisik biasanya digunakan untuk suatu benda yang berwujud yang terlihat oleh mata.

    Apa sih kaitan dari ketiga aspek tersebut ?
    Susunan sistem psiko-fisik (psikis dan fisik yang berpadu dan saling berinteraksi dalam mengarahkan tingkah laku) yang kompleks dan dinamis dalam diri seorang individu, yang menentukan penyesuaian diri individu tersebut terhadap lingkungannya, sehingga akan tampak dalam tingkah lakunya yang unik dan berbeda dengan orang lain. Dimana tingkah laku tersebut yang dapat diukur. Kondisi jasmaniah seseorang dapat mempengaruhi karakteristik kepribadiannya. Kretchmer dan William Sheldon melalui teorinya tentang tipologi kepribadian menyatakan bahwa karakteristik psikologis (kepribadian) manusia berkaitan dengan bentuk tubuhnya. Kepribadian sendiri itu ada kaitannya dengan intelegensi, dimana dengan kepribadian yang konsisten orang dapat mengetahui cara-cara menyelesaikan masalahnya.

    Jadi dapat disimpulkan ketiga aspek tersebut saling berkaitan satu sama lainnya. Mungkin cukup sekian review dari saya kurang lebihnya mohon dimaafkan :)

    Sumber :
    - Robert S. Solso(2008). Psikologi Kognitif. Jakarta: Erlangga.
    - Sarlito W, Sarwono (2000). Berkenalan dengan aliran-aliran dan tokoh-tokoh psikologi. Jakarta: Bulan Bintang.
    - Robert S. Feldman (2012). Pengantar Psikologi. Jakarta: Salemba Humanika
    - Calvin S. Hall, Gardner L ( 1993) Psikologi Kepribadian 3 TEORI-TEORI SIFAT DAN BEHAVIORISTIK. Jogjakarta: Kanisius
    - Sulung N (2008). The Golden Teacher. Jakarta: Lingkar Pena

    ReplyDelete